Penghasilan Sampingan

Jumat, 25 Juni 2010

Anti MIkroba Alami Pada Rempah-Rempah

Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). dalam industri pangan zat antimikroba digunakan dalam teknik pengawetan makanan. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman mengalami kerusakan karena aktivitas mikroorganisme. aktivitas mikroorganisme ini selain menyebabkan kerusakan juga dapat menghasilkan toksin yang mengakibatkan keracunan.

Dalam perkembangannya, didunia pangan zat anti mikroba sat ini banyak beredar secara luas hal ini bertujuan sebagai bahan pengawet pada produk pangan. Tetapi sayangnya zat anti mikroba yang beredar sekarang cenderung bersifat sintetik yang jika digunakan secara terus menerus dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatan. Sehingga perlu dilakukan suatu pengembangan zat antimikroba alami yang aman bagi kesehatan. Antimikroba alami ini dapat didapatkan pada berbagai jenis tumbuhan salah satunya adalah rempah-rempah. Adapun rempah-rempah yang memiliki zat antimikroba adalah sebagai berikut:

1. Cengkeh
Komponen antibakteri pada cengkeh adalah Eugenol. Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak . Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut. Adapun struktur dari eugenol adalah sebagai berikut:

Eugenol

Eugenol efektif untuk menghambat jenis bakteri seperti: E. Coli 0157117, S. Aureus, Khamir dan Acinobakter. Dosis eugenol yang dibutuhkan untuk menghambat mikroorganisme adalah 500µg/ml.

2. Bawang Putih
Komponen antibakteri pada bawang putih adalah Alicin. Allicin C6H10OS2 memiliki akti¬vi¬tas sebagai anti¬bakteri. Allicin berbentuk cairan dengan bau yang khas bawang putih. Bersifat meng¬iritasi kulit, bila direbus atau disuling akan mengalami dekomposisi. Indeks biasnya 1,561 (20oC), bobot jenis 1,113 (20oC). Kelarutan dalam air 2,5% w/w (suhu 10oC). pH sekitar 6,5. Dapat campur dengan alkohol, eter, dan benzena. Allicin merupakan senyawa yang tidak stabil, adanya pengaruh panas air, oksigen udara dan lingkungan basa, Allicin akan berubah menjadi senyawa polisulfida, diallyldisulphide (yang menimbulkan bau tidak enak). Allicin stabil dalam ling¬kung¬an asam. Adapun struktur kimia dari alicin adalah sebagai berikut:

Alicyn

Mikroorganisme yang dihambat oleh alicin ini adalah salmonella typhii, shigella dhisenteriae, jamur dan khamir. Dosis yang diperbolehkan sebagai anti bakteri adalah sekitar 3,6 hingga 5,4 mg perhari.

3. Merica
Merica mempunyai kemampuan menghambat terhadap jamur dan bakteri. Antimikroba yang berperan pada merica yaitu jenis capsaisin. Capsaisin merupakan komponen aktif dominan yang berperan terhadap aktivitas antimikroba merica. Merica juga terbukti efektif dapat melawan penyakit kolera. Dosis atau konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat mikroorganisme yaitu sebesar 125µg/ml. Adapun struktur kimia dari capcaisin adalah sebagai berikut:
Capsaisin

4. Mustard
Mustard merupakan golongan famili Cruciferae, dimana bijinya dimanfatkan sebagai rempah. Komponen mustard yang dapat dimanfatkan sebagai antibakteri adalah ally isothiosianat. Senyawa aktif ini memiliki kemampuan penghambatan yang lebih besar terhadap jamur dan khamir. Efek antimikroba dihasilkan dari reaksi antara thiosianat (-N=C=S) dengan gugus –SH dari membran sitoplasma sel mikroba. Efektivitas penghambatan ally-isothiosianat terhadap jamur dapat ditingkatkan bila dikombinasikan dengan komponen mikroba lainnya. Ishosionat juga dapat menghambat mikroorganisme jenis bakteri seperti E. Coli, psedomonas, S. Aureus.

5. JAHE
Komponen antimikroba pada jahe yaitu gingerone dan gingerol merupakan senyawa dominan yang memilikim peran penghambatan terutama bakteri patogen seperti S. aureus dan B. Cereus. Dosis yang dperlukan untuk menghambat mikroorganisme adalah sebesar 2000 µg/ml.
Ginggerol
6. SAGE
Sage merupakan Rempah beraroma harum dan berasa pahit dari Eropa Tengah ini sangat ampuh dalam mengurangi masalah keringat berlebih pada wanita menopause dan membantu pengobatan rheumatoid arthritis. Sage memiliki sifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Antimikroba yang dimiliki sage yaitu borneol. Borneol merupakan senyawa organik bisiklik dan terpene. Borneol mudah dioksidasi oleh ketone kapur barus. Asal dari nama borneol adalah Borneo. Borneol dapat disatukan oleh pengurangan kapur barus oleh Meerwein-Ponndorf-Verley. Pengurangan yang sama tidak dapat diubah oleh sodium borohydride. Pengurangan memberi isoborneolkan reaksi yang kinetically dikendalikan. Adapun struktur kimia dari borneol adalh sebagai berikut:
Borneol
Antibakteri Borneol dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme jenis bakteri seperti S. Aureus dan B. Cereus.

7. Rosemery
Rosemary (Rosmarinus officinalis) merupakan sebuah tanaman yang tahan penyakit dan hama, yang dapat ditumbuhkan melalui pencangkokan. Teh rosemary dapat membantu mengatasi masalah reumatik dan gejala flu. Tanaman ini biasanya cocok digunakan sebagai teh maupun bahan makanan. Tanaman ini banyak mengandung kalsium, zat besi, Vitamin B6 dan antibakteri. Salah satu nntibakteri yang dimiliki oleh rose mery ini adalah Thymol. Thymol mempunyai nama 2-isopropyl-5-methylphenolatau (IPMP) adalah suatu monoterpene zat asam karbol alami yang derivative cymene, C10H14O, isomeric dengan carvacrol, yang ditemukan minyak semacam tumbuhan, dan menyadap sebagai unsur [yang] dari kristal/jernih putih yang mempunyai bau harum menyenangkan dan kekayaan pencegah infeksi kuat. Thymol hanya sifat sedikit larut pada air dan pada pH netral, tetapi pada pelarut alkohol, thymol memiliki kelarutan yang tinggi daripada pelarutorganik yang lain. Adapun struktur kimia Thymol adalah sebagai berikut:

Thymol
Thymol dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme jenis bakteri yaitu S. Aureus dan B, sereus.

8. Thyme
Thyme (Thymus) merupakan sebuah tanaman yang terdiri dari 350 spesies. Tanaman ini memiliki khasiat universal. Bila dibuat teh, akan membantu pencernaan dan mengatasi gejala demam. Biasanya ditanam di Eropa, Afrika Utara dan Asia. Cocok digunakan sebagai teh dan bahan makanan. Salah satu komposisi dari thyme adalah antimikroba. Antimikroba yang dimilki oleh thyme diantaranya Thymol, isoborneol dan Carvarol. Antimikroba tersebut mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme diantaranya V. Pahemolyticus, S. Aureus dan Aspergilus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar