Mungkin sebagian orang berkata bahwa kesuksessan itu berasal dari seberapa tinggi ijazah yang diperoleh bahkan orang rela berbondong-bondong untuk membeli ijazah agar karir yang diminati bisa tercapai. Berikut beberapa orang yang dalam kehidupannya sukses tanpa menggunakan ijazah
Adam Malik
Siapa yang tidak kenal adam malik beliau merupakan orang penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa indonesia ini. Banyak jabatan yang telah disandangnya semasa hidupnya diantaranya uta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk
Uni Soviet dan Polandia pada pemerintahan soekarno, menteri luar negeri dijaman pemerintahan Soeharto, ketua DPR/MPR 1978 dan jabatan tertingginya adalah wakil presiden ke-3 menggantikan Sri Sultan HAmengku Buwono IX. Dari banyaknya jabatan penting dari adam malik ini ternyata beliau tidak pernah menyentuh bangku sekolahan.
Kisah pendidikan Aa Gym dimulai dari pendidikan formal awal di SD Damar sebuah SD swasta yang
kini sudah dibubarkan. Sekolah ini cukup jauh dari rumahnya, sekitar
tiga kilometer. Masa itu, pilihan satu-satunya ke sekolah adalah
berjalan kaki. Menjelang naik ke kelas 3 SD, pindah ke KPAD Gegerkalong.
Aa Gym pun pindah sekolah ke SD Sukarasa 3.. Setelah lulus SMA dan
memasuki kuliah Aa Gym tidak lulus tes Sipenmaru. Aa Gym mencoba daftar
ke Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas
Padjadjaran, yaitu sebuah program D3 di Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah
beliau diterima. Namun, kuliah di sini hanya bertahan selama tahun.
Beliau lebih sibuk berbisnis daripada mengikuti kuliah. Teman-teman
kuliah pun lebih mengenal beliau sebagai “tukang dagang”. Selepas PAAP,
beliau masuk ke Akademi Tekhnik Jenderal Abmad Yani (ATA, sekarang
Unjani). Aa Gym
telah menyelesaikan program sarjana muda di ATA walaupun belum
mengikuti ujian negara. Berarti, beliau memang tak berhak menyandang
gelar apa pun. Bahkan, sampai saat ini ijazahnya pun belum beliau ambil
dari kampus.
Andrie Wongso
Andrie wongso dikenal sebagai motivator asal Indonesia,
yang lebih dari 20 tahun berkiprah sebagai pengusaha sukses. Andrie wongso lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang sederhana. sehingga dia hanya bisa mengenyam pendidikan hingga
SD, bahakan SD saja tidak tamat dikarenakan SD tempat dia belajar ditutup sehingga sampai saat ini Andrie Wongso pendidikan terakhirnya SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat).
Buya Hamka
Mungkin sebagian orang tidak mengenal buya hamka. Nama asli buya hamka adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Kata Buya Hamka panggilannya, diartikan buya berarti ayah buat orang minangkabau yang berasal dari bahasa arab abi atau abuya. Sedangkan Hamka adalah akronim dari nama sebenarnya Haji Abdul
Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis
politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Hamka pernah menduduki beberapa jabatan dan profesi seperti dosen di Universitas Islam Jakarta dan
Universitas Muhammadiyah, Padang panjang. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi
Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun
1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama
oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika
Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat
dalam politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi). Profesi yang lain yang dilakukan hamka adalah wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an,
HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas,
Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928,
beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932,
beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. Hamka
juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat
dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti
novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5
jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan
menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau
ke Deli. Dari segudang profesi dan jabatan serta gelar profesor yang disndangnya beliau ternyata mengenyam pendidikan formal SD sampai kelas 2 sehingga profesi, jabatan dan gelar profesornya diperoleh tanpa menggunakan ijazah
Hendy Setiono
Siapa yang gak kenal Kebab Turki Baba Rafi ya makanan dari timur tengah ini didirikan oleh orang indonesia hendi setiono. Bermodal keinginan yang kuat untuk berbisnis pria yang satu ini memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah di Fakuktas Teknik ITS. Keputusan untuk meninggalkan bangku kuliah guna menekuni bisnis
kebab tersebut sempat ditentang orang tuanya tetapi dengan kerja keras dan semangatnya kini usahanya sukses yang tidak perlu membutuhkan waktu lama. Hanya dalam 3-4 tahun, dia berhasil mengembangkan
sayap di mana-mana. Bahkan, hingga pengujung 2006, pengusaha muda
tersebut mencatat telah memiliki 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang
tersebar di 16 kota di Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tapi juga di
Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Hendi Setiono membuktikan bahwa dengan keyakinan dan kerja keras dia mampu membuktikan kesusksesannya tanpa ijazah.
M. H. Ainun Najib
M.H. Ainun Najib atau lebih dikenal dengan panggilan cak nun ini merupakan budayawan yang terkenal di Indonesia, cak nun merupakan penulis produktif yang banyak menghasilkan buku dan essai. Dari segudang produktivitasnya dibidang budaya dan seni M.H. Ainun najib hanya mengenyam pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Darussalam Gontor karena melakukan ‘demo’ melawan pimpinan pondok karena sistem pondok
yang kurang baik.
Ajip Rosid
Purdi E Chandra
Bob Sadino
Andy F. Noya
Sumber:
http://www.ukafahrurosid.com/2009/02/kisah-sukses-abdullah-gymnastiar-aa-gym.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Andrie_Wongso
http://blog.unsri.ac.id/kaskuserr/nais-inpo-gan/sejarah-kebab-turki-baba-rafi/mrdetail/6020/
http://ceritateladan.com/2011/11/mengintip-masa-lalu-buya-hamka/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar